Perbandingan Investasi Syariah di Indonesia dan Malaysia

11 September 2016

Perbankan syariah menjadi ramai dibicarakan orang dan menjadi bisnis yang halal sekaligus menjanjikan di seluruh dunia. Bahkan negara Inggris mengambil sistem keuangan syariah yang lebih mapan ketimbang konvensional. Tumbuh subur bank syariah di dunia internasional. Pendek kata, atas kesadaran para penganut Islam untuk mempraktekan ajaran Islam secara kaffah dalam berbagai aspek ekonomi dan muamalah kemudian berdirilah bank syariah di Indonesia yang diawali oleh Bank Muamalat pada tahun 1992.

Negara Malaysia merupakan salah satu negara tetangga Indonesia. Sebagai negara anggota ASEAN, baik Indonesia maupun Malaysia sangat bersahabat dan tercipta hubungan kerjasama bilateral ekonomi dan investasi. Banyak kesamaan maupun perbedaan dari kedua negara Asia Tenggara tersebut. Nah pada kesempatan kali ini, penulis hendak membahas mengenai perbandingan investasi syariah di Indonesia dan Malaysia.
investasi syariah malaysia, investasi syariah, tips investasi, pasar modal syariah

Perbedaan antara negara Indonesia dan Malaysia sangat banyak. Perlu diketahui, industri bank syariah di negeri jiran menunjukkan tren peningkatan positif yang lebih menguntungkan ketimbang industri perbankan syariah di Indonesia. Walaupun Malaysia selalu menghadapi gejolak ekonomi dan politik yang sangat besar di dalam negeri ketimbang di Indonesia, tetap saja kondisi pertumbuhan bisnis perbankan syariah lebih menjanjikan dibandingkan negara Indonesia.

Hal ini sesuai laporan terkini yang dirilis oleh Moody’s Investors Service yang menyatakan bahwa perbankan-perbankan syariah Malaysia mempunyai pertumbuhan aset yang lebih baik dari perbankan Islam di Indonesia. Meskipun penduduk muslim Malaysia lebih sedikit ketimbang Indonesia tapi bisa mengalahkan ekonomi syariah Indonesia.

Perbandingan Investasi Syariah di Indonesia dan Malaysia
Perbandingan antara negara Indonesia dan negara Malaysia sangat menarik untuk ditelisik dalam berbagai hal termasuk dalam investasi syariah. Negara Indonesia dan Malaysia yang bertetangga mempunyai kesamaan yang banyak begitupula perbedaannya. Negara Indonesia yang pernah dipimpin oleh Presiden Soeharto dan negara Malaysia yang pernah dinahkodai oleh Mahathir Mohamad ini sudah mencatatkan trend peningkatan ekonomi syariah yang tak jauh beda dari kedua negara itu. 

Namun antara negara Malaysia dan Indonesia menampilkan perbedaan yang sangat besar dalam aset bank syariah. Perbankan syariah di Malaysia lebih menunjukkan kinerja yang lebih bagus dibanding performa bank syariah Indonesia. Hal ini disebabkan penetrasi pasar bank syariah Malaysia yang sangat gencar dan dukungan yang sangat kuat dari otoritas berwenang Malaysia mengenai kinerja bank syariah membuat perbankan syariah Malaysia menunjukkan tren peningkatan aset secara pesat dan stabil setiap tahunnya mengalahkan dunia perbankan syariah di Indonesia.

Pada akhirnya, bank-bank Islam di Malaysia tampil lebih kuat dan lebih baik ketimbang perbankan syariah di Indonesia ditengah situasi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan yang dialami pula oleh negara Indonesia dan Malaysia. Berdasarkan penelitian Moody bahwa perbankan di Indonesia dan Malaysia kini di tahun 2016 menunjukkan pertumbuhan sangat lambat terutama dalam pembiayaan ekonomi syariah. Akan tetapi, melambatnya pertumbuhan pembiayaan syariah di Indonesia sangat parah ketimbang di Malaysia.

Pada tahun 2011 pertumbuhan pembiayaan ekonomi syariah di Indonesia mencatatkan pertumbuhan sekitar 50 persen lebih. Yang menggembirakan semua orang waktu itu. Dan kemudian pada rentang waktu 2014 sampai 2015, pertumbuhan pembiayaan syariah di Indonesia melambat sangat tinggi sekitar 10 persen ke bawah. Hal ini tidak terjadi terlalu dalam bagi perbankan syariah di Malaysia.

Sebuah perusahaan ternama internasional yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat menyatakan bahwa pada tahun 2016 pangsa pasar bank syariah di Malaysia sekitar 27 persen. Sedangkan pangsa pasar bank syariah di Indonesia sekarang ini mencapai 5 persen. Ketertinggalan perbankan syariah di Indonesia disikapi berbagai kalangan dengan reaksi yang beragam. Namun para praktisi perbankan syariah di Indonesia berjanji mengejar ketertinggalan bank syariah Indonesia dari Malaysia. Hal ini tak terlepas dari pangsa pasar bank syariah di Indonesia lebih besar ketimbang Malaysia. Namun masih sedikit orang yang beragama Islam yang menanamkan investasi di perbankan syariah nasional.

Pertumbuhan investasi syariah di Malaysia yang lebih baik ketimbang Indonesia tak terlepas dari pangsa pasar yang besar dari bank-bank syariah di Malaysia serta kinerja bank-bank Islam Malaysia yang mempunyai aneka ragam portofolio campuran yang lebih banyak ketimbang perbankan-perbankan Islam di Indonesia. Hal itu tentu saja harus menjadi perhatian banyak orang di Indonesia terutama praktisi perbankan syariah di Indonesia dan pemerintah sebagai pihak pemegang regulasi.

Berdasarkan pengamatan penulis, pertumbuhan aset bank syariah Malaysia akan terus melonjak tajam ketimbang perbankan syariah di Indonesia. Investasi syariah di Malaysia lebih menjanjikan dibandingkan melakukan investasi syariah di Indonesia. Itu hanya dari pertumbuhan aset. Begitupula dalam kualitas aset, perbankan syariah di Malaysia lebih baik ketimbang kualitas aset di perbankan syariah di Indonesia.

Kelebihan Bank Syariah Malaysia Ketimbang Perbankan Syariah Indonesia
Sebagai negara yang menjadi pusat perbandingan investasi syariah dunia, perbankan syariah Malaysia menunjukkan tren pertumbuhan positif. Setiap tahun pertumbuhan aset bank syariah Malaysia terus melonjak naik disertai kualitas aset investasi syariah yang lebih baik dan beragam. Hal ini membuat investasi syariah di negeri jiran lebih menjanjikan ketimbang di negara lain termasuk Indonesia. Pertumbuhan yang sangat pesat dari bank syariah di Malaysia ketimbang perbankan syariah di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain kemampuan perbankan Islam di Malaysia dalam memanfaatkan momentum yang tepat dan pas dalam bisnis investasi syariah dan mempertahankannya.

Akan tetapi menurut pengamatan penulis, hal yang paling mempengaruhi kesuksesan investasi syariah di negara Malaysia adalah dukungan yang kuat dari otoritas pemerintahan Malaysia terkait yang membuat peraturan dan perundangan yang memihak bank syariah. Sehingga para investor, pelaku bisnis, dan orang terkait lainnya di negara Malaysia ikut terlibat dalam pertumbuhan perbankan syariah di Malaysia. Misalnya pada tahun 2015, pemerintahan Malaysia meluncurkan program kewajiban pemakaian rekening investasi syariah yang menggunakan sistem berbagi resiko yang sangat terkait dengan bank syariah dan ekonomi Islam.

Selanjutnya pada bulan Februari 2016, pemerintahan Malaysia membuat program Investment Account Platform yang berguna sebagai media penghubung antara para pemilik rekening investasi syariah yang sedang mencari peluang usaha investasi terbaru dengan para perusahaan yang membutuhkan sumber dana untuk membangun dan mengembangkan usaha.

Dari dua hal di atas saja, sudah jelas bahwa pemerintah Malaysia sangat fokus mengembangkan investasi syariah di Malaysia. Mereka terus membidik target di tahun 2020 bahwa pencapaian pembiayaan syariah sekitar 40 persen lebih dari seluruh pembiayaan yang ada. Oleh sebab itu, pemerintah Malaysia bersama bank syariah terus memperbesar pembiayaan syariah di negeri jiran tersebut.

Hal ini berbanding terbalik dengan situasi dan kondisi investasi syariah di Indonesia. Sesuai laporan resmi dari Bank Indonesia bahwa aset perbankan syariah di Indonesia melaju sangat lambat. Pangsa pasar pembiayaan syariah di tanah air mencakup berbagai sektor usaha seperti pertambangan sebanyak 7 persen, komoditas ritel sekitar 8 persen, konstruksi dan manufaktur sebesar 5 persen. Sedangkan pembiayaan syariah bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UKM) di Indonesia hanya berkisar di kisaran 5 persen atau naik 3 persen dari tahun sebelumnya.

Kondisi pelambatan pembiayaan syariah di Indonesia harus menjadi perhatian para pelaku usaha di bank syariah untuk lebih memperluas pangsa pasar yang ada. Apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Hal ini menjadi pangsa pasar yang sangat luas bagi perbankan syariah di Indonesia. Sehingga potensi investasi syariah di Indonesia lebih baik ketimbang investasi syariah di Malaysia. Namun semua itu memerlukan dukungan dari pihak pemerintahan Indonesia terutama dalam membantu meningkatkan pangsa pasar bagi perbankan syariah di Indonesia. Perlu diketahui, pangsa pasar bank syariah di tanah air hanya bisa dikisaran 5 persen dan tidak bisa melebihi jumlah itu.

Perbandingan Pasar Modal Syariah Indonesia Vs Pasar Modal Syariah Malaysia
Salah satu instrument investasi yang penting adalah pasar modal. Seiring berkembangnya pasar modal syariah di Indonesia berimbas munculnya pasar modal di negara lain seperti Malaysia. Negara tetangga ini mempunyai pasar modal syariah juga. Karena penduduknya seperti Indonesia yang mayoritas beragama Islam. 

Lalu dimana letak perbedaan antara pasar modal syariah Indonesia dan Malaysia ini? Yang menjadi letak perbedaan pasar modal syariah Indonesia dan Malaysia adalah jumlah saham syariah. Dimana saham syariah di Indonesia lebih banyak sedikit ketimbang jumlah saham syariah di bursa saham negeri jiran. Begitupula dengan pergerakan bursa efek Malaysia yang terjadi penurunan jumlah saham syariah. Hal ini berbanding terbalik dengan bursa saham di Indonesia yang mengalami lonjakan jumlah saham berbasis syariah.

Perbandingan lainnya dalam hal return atau imbal balik saham syariah. Dimana saham berbasis syariah di Indonesia seperti ISSI, JII dll  kebanyakan mengalami pergerakan return yang negatif. Sebaliknya saham syariah di Bursa Saham Malaysia seperti Hijrah Shariah, Emas Syariah dll mengalami peningkatan performa return yang positif.

Perlu diapresiasi di tahun 2016, pemerintah Indonesia sangat tergerak untuk meningkatkan investasi di Indonesia termasuk dalam investasi syariah. Yang pada akhirnya, pemerintah Indonesia mendirikan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) sebagai lembaga atau komite yang ditugaskan untuk meningkatkan pengembangan investasi syariah di tanah air. Diharapkan langkah pemerintah itu mampu meningkatkan kinerja bank syariah di Indonesia yang pada akhirnya mengalahkan perbankan syariah Malaysia baik dari pertumbuhan aset maupun kualitas aset.